Halo, apa kabar, kamu?
Jadi begini, aku tidak tau harus sampai kapan kamu muncul
dalam mimpi-mimpiku. Aku sudah sering sekali memaksa pikiran dan hatiku untuk
melupakanmu sampai semuanya terasa begitu melelahkan untuk diteruskan. Tapi aku
tak bisa menghentikan perasaanku untuk sekedar mencari keberadaanmu dan
mengingatmu lewat lagu-lagu itu.
Di mimpi semalam, kamu benar-benar terlihat nyata. Bahkan
rasanya aku dapat menghirup aroma parfummu. Kamu masih sama persis seperti
terakhir kali kita bertemu. Matamu. Wajahmu. Semuanya masih semanis kamu.
Kita berbincang sewajarnya. Aku berusaha setengah mati untuk
tidak terlihat merindukanmu. Tapi kamu benar-benar terlihat sama sekali tidak
merindukanku.
Kemudian kita tiba-tiba ada di kereta pengangkut barang. Aku
bilang “Aku takut.” Kamu menatapku lalu berkata “Pegang bajuku. Jangan
jauh-jauh. Okay?”
Lalu kita mengambil barang-barang dari gerbong belakang dan
beranjak menuju gerbong depan untuk meletakannya. eh, kamu meninggalkanku. perasaanku kacau balau saat
kamu pergi, ini mimpi, tapi rasanya begitu menyakitkan. Sesak sekali
ditinggalkan-lagi olehmu sebelum mengucapkan “aku tidak pernah berhenti
memikirkan dan merindukanmu.”
Sekarang kita ada di suatu posko. Tiba-tiba aku bersama teman-temanku.
Mereka tertawa tapi aku malah mencarimu padahal kamu ada di sampingku, berbicara
pada seorang gadis dan melemparkan senyummu yang tak kau tujukan padaku sejak
mimpi ini dimulai. Ha. Aku memalingkan pandanganku dari ‘kamu dan dia’ kemudian
ikut tertawa dengan teman-temanku dan berlalu.
Senangnya melihat senyummu.
Sumber: buku catatan usang yang ditemukan dalam acara
bongkar-bongkar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar