Senin, 10 Agustus 2015

Apa ya?

Halo, apa kabar, kamu?

Jadi begini, aku tidak tau harus sampai kapan kamu muncul dalam mimpi-mimpiku. Aku sudah sering sekali memaksa pikiran dan hatiku untuk melupakanmu sampai semuanya terasa begitu melelahkan untuk diteruskan. Tapi aku tak bisa menghentikan perasaanku untuk sekedar mencari keberadaanmu dan mengingatmu lewat lagu-lagu itu.

Di mimpi semalam, kamu benar-benar terlihat nyata. Bahkan rasanya aku dapat menghirup aroma parfummu. Kamu masih sama persis seperti terakhir kali kita bertemu. Matamu. Wajahmu. Semuanya masih semanis kamu.

Kita berbincang sewajarnya. Aku berusaha setengah mati untuk tidak terlihat merindukanmu. Tapi kamu benar-benar terlihat sama sekali tidak merindukanku.

Kemudian kita tiba-tiba ada di kereta pengangkut barang. Aku bilang “Aku takut.” Kamu menatapku lalu berkata “Pegang bajuku. Jangan jauh-jauh. Okay?”

Lalu kita mengambil barang-barang dari gerbong belakang dan beranjak menuju gerbong depan untuk meletakannya. eh, kamu meninggalkanku. perasaanku kacau balau saat kamu pergi, ini mimpi, tapi rasanya begitu menyakitkan. Sesak sekali ditinggalkan-lagi olehmu sebelum mengucapkan “aku tidak pernah berhenti memikirkan dan merindukanmu.”

Sekarang kita ada di suatu posko. Tiba-tiba aku bersama teman-temanku. Mereka tertawa tapi aku malah mencarimu padahal kamu ada di sampingku, berbicara pada seorang gadis dan melemparkan senyummu yang tak kau tujukan padaku sejak mimpi ini dimulai. Ha. Aku memalingkan pandanganku dari ‘kamu dan dia’ kemudian ikut tertawa dengan teman-temanku dan berlalu.



Senangnya melihat senyummu.




Sumber: buku catatan usang yang ditemukan dalam acara bongkar-bongkar.