Kamis, 23 Agustus 2018

Kemarin



Kemarin itu mimpi, mimpi yang terlalu nyata.
Sampai hari ini aku masih ingin tertidur dalam mimpi itu.
Aku masih ingin menikmati tiap detiknya.
Memandang wajahmu sungguh tidak membuatku bosan.
Memegang tanganmu di keramaian sungguh terasa menyenangkan.

Berada di dekatmu sungguh membuatku bahagia
dan menyesakkan

Aku sungguh menahan diriku
Jangan terpaut terlalu keras
Jangan terjatuh terlalu dalam
Jangan bertanya terlalu jauh
Jangan berjalan terlalu cepat

Aku ingin menikmati waktu yang kau penggal untukku,
tanpa harus memikirkan perpisahan setelah ini.

Aku sungguh ingin
Wajar terhadap hidupku dan hidupmu.

Tapi nyatanya, pertanyaan 'kapan kita akan bertemu lagi?' selalu menyakitiku.
Kapan kamu ada di sampingku lagi?
Kapan kita bisa terpaut lagi?
Kapan aku bisa mendengar suaramu yang sedekat itu lagi?
Aku benar-benar tidak bisa berhenti melempar pertanyaan itu kepada apa saja yang ada di dekatku.
Ah, bahkan kamu masih ada di sampingku saat aku melemparkan pertanyaan-pertanyaan itu.

Sebenarnya aku benci bertemu denganmu
Karena aku sungguh tidak tahu kapan bisa bertemu lagi
Aku tidak butuh jawaban
Biarlah sebatas tanya padaku
Pada Aku yang tidak pernah merasa cukup tentangmu.