Selasa, 04 Oktober 2016

Random note

Aku suka sekali hari ini, setelah sekian lama akhirnya aku melihatmu lagi. Masih dengan seragam SMA, kamu selalu menjadi favoritku setiap kali kamu dalam putih abu. Kita bergandeng tangan, aku tidak tau tempat apa itu tapi selama bersamamu aku baik saja. Kamu menatapku, mengatakan sesuatu yang sama sekali tak bisa ku dengar. Aku melepaskan tanganmu. Kemudian memukul telingaku, ada yang salah. Apa aku tuli? Aku menutup mataku, memegang kedua telingaku, persis orang depresi. Aku bisa mendengar suara angin yang begitu tenang.

Tapi.

Saat membuka mataku.

Aku kehilangan kamu,..

lagi.

Aku takut.  Aku tidak  bisa lagi mengingat suaramu. Aku mulai lupa caramu tersenyum. Aku lupa aroma tubuhmu. Tidak. Aku tidak boleh sedikitpun melupakanmu.

Aku bangun dari tempat tidurku. Mengambil handphone, scrapbook, dan jaketmu.
Aku memutar lagu berdua saja yang kau nyanyikan dengan iringan gitar yang begitu nyaman di kupingku. Aku kembali mengingatmu, suaramu yang selalu membuatku jatuh cinta. Aku tau kita seirama sejak pertama kali aku mendengar nyanyianmu. Aku selalu suka lagu yang kau dengar, lagu yang kau nyanyikan.

Aku masih mendengarmu lewat headphone sambil membuka scrapbook dengan wajahmu maksudku wajah kita disana. Rasanya semua ekspresimu sudah terekam disana, tapi hatiku masih terasa kosong. Aku bisa melihatmu tersenyum, tertawa, cemberut, berteriak kapanpun aku mau. Tapi, hanya lewat foto-foto ini. Kemudian hatiku terasa begitu perih. Dadaku sesak. Leherku tercekat. Aku terus menangis sesenggukan. Suara mu tidak lagi terdengar dari headphoneku.

Aku sungguh ingin bernafas, dengan atau tanpa dirimu. 

Aku kira aku hanya kehilanganmu pada hari itu dan beberapa minggu setelahnya. Tapi aku bersumpah, sampai detik ini aku masih kehilanganmu. Ini sudah 13 bulan dan rasa sakitnya tidak berkurang sedikitpun.

Pada bulan kedua aku kira aku hanya kesepian makanya aku tidak bisa berhenti kehilanganmu. Lalu aku bertemu kembali dengan banyak orang. Mereka begitu baik padaku, mereka begitu menyenangkan, mereka sesekali membuatku tertawa. Tapi aku salah, aku bukan kesepian. Aku masih merindukanmu, karena mereka bukan kamu.

Aku tidak pernah bermaksud untuk melupakanmu, sungguh. Kamu bilang, manusia mati dua kali, saat nyawanya diambil dan saat dia dilupakan. Karena itu, aku akan selalu mengingatmu. Setidaknya kamu hanya mati sekali, dan akan terus hidup walau hanya di hatiku.